Tips Menabung untuk Pemula – Empat tahun bekerja, tabungan saya masih di bawah sepuluh juta. Padahal rasa-rasanya gaji lumayan dan juga belum ada tanggungan.
Ke mana uang pergi? Duh, melihat tabungan rasanya perih hati.
Sampai bertanya-tanya, bagaimana tips menabung dengan mudah dan cepat?
Ya, itu gambaran saya tujuh tahun silam. Kala itu, saya masih menempuh studi D-IV di STAN Bintaro. Sebagai pegawai tugas belajar, saya mendapatkan gaji utuh setiap bulannya ditambah dengan tunjangan belajar.
Namun, gaya hidup tak terkontrol. Gaji seringkali habis tak bersisa.
Muda, lajang, dan berpenghasilan adalah kombinasi yang potensial untuk menghambur-hamburkan uang. Setiap hari, saya bersama teman-teman makan di luar, nonton, atau berkaraoke. Ya, tak heran jika gaji menguap begitu saja.
Akibatnya, bisa ditebak. Boro-boro bisa berinvestasi. Tabungan pun hanya beberapa juta. Di titik itu, saya tersadar.
Saya harus lebih mengatur keuangan.
Mulai bekerja lagi di tahun 2015 setelah tugas belajar dua tahun adalah titik balik saya untuk mulai menabung. Alasannya, karena saya memiliki tujuan untuk bisa umroh bersama keluarga. Motivasi itu membuat saya mulai mengerem pengeluaran yang tak perlu.
Pelan-pelan, tabungan bertambah. Setelah tabungan saya cukup, saya pun memulai berinvestasi.
Andai saja saya menabung lebih dini, bisa jadi saya memiliki lebih banyak tabungan dan juga investasi.
Namun, nasi telah menjadi bubur. Jadi, untukmu yang sedang berjuang menabung. Mari kita identifikasi dulu penyebab gagal menabung sebelum saya bagikan tips menabung yang sudah berhasil saya praktikkan. Dari yang tak pernah bisa menabung hingga kini minimal bisa menabung 100 juta dalam setahun!
Penyebab Gagal Menabung
Sebelum mengetahui kiat-kiat untuk menabung, kita perlu mengidentifikasi dulu apa saja kira-kira penyebab gagal menabung.
Menabung itu tidak mudah.
Penyebab gagal menabung yang utama adalah kesulitan mengatur keuangan. Sesuatu yang sering kali bisa kita kendalikan.
Yuk, mari kita identifikasi faktor apa saja yang sering membuat gagal menabung berdasarkan pengalaman yang saya alami.
Pertama, gaya hidup boros.
Makan adalah kebutuhan tetapi apa yang kita makan menunjukkan gaya hidup. Misalnya, apabila saya jajan di warung, paling-paling saya hanya menghabiskan sepuluh ribu rupiah untuk sekali makan. Namun, saya kerap kali menghabiskan minimal tiga puluh ribu untuk sekali makan di mal bersama teman-teman kala itu.
Ingatlah bahwa menaikkan gayahidup itu mudah, tetapi menurunkan gaya hidup yang sudah terlanjur tinggi itu susah!
Kedua, tidak memiliki target finansial
Gajian ya gajian saja. Beli barang ya beli saja tanpa berpikir panjang. Nggak ada rencana finansial tertentu untuk dicapai. Katanya, you only live once? Sounds familiar?
Ya, itu gambaran saya dulu.
Setelah memiliki target umroh bareng keluarga, barulah kondisi finansial mulai tertata.
Ketiga, kurang motivasi untuk menabung
Percaya atau tidak, saya memiliki teman yang diputuskan oleh pacarnya karena tidak bisa menabung. Jadi, kedua orang teman saya ini sudah membicarakan pernikahan di awal tahun, ternyata di akhir tahun tabungan si lelaki tidak bertambah. Sang perempuan pun mempertanyakan keseriusan sang lelaki dan berujung pada perpisahan keduanya.
Si laki-laki ini pernah bercerita kepada saya kalau dia memang tidak bisa menabung. Menurutnya, dia akan bisa menabung setelah menikah. Ia mengatakan kalau ia tidak memiliki motivasi menabung.
Kan bulan depan gajian lagi?
Begitu katanya. Makanya ia tak segan-segan mengeluarkan satu juta rupiah untuk satu kemeja bermerek.
Keempat, impulsif dalam berbelanja
Awalnya hanya ingin cuci mata di mal, eh akhirnya berakhir dengan tentengan belanjaan yang tak diperlukan. Belum lagi apabila ada diskon yang menggoda. Apabila kamu sering belanja karena dorongan adanya nafsu belanja yang datang tiba-tiba (tanpa perencanaan), hati-hati kamu mengalami impulsive buying.
Kelima, tidak ada uang untuk ditabung
Alasan tidak bisa menabung selanjutnya adalah tidak ada sisa uang untuk ditabung. Mengapa? Karena pengeluaran sudah sama dengan pendapatan, syukur-syukur tidak besar pasak daripada tiang.
Nah, dengan mengidentifikasi penyebab gagal menabung, kita bisa mulai memetakan langkah-langkah yang bisa dilakukan agar menabung tak sekadar wacana!
Are you ready? Here we go!
Tips Menabung Mudah
Pertama, mulailah dari mencatat pengeluaran
Apakah kamu merasa kalau kondisi keuanganmu perlu diperbaiki? Apakah kamu berjuang untuk menabung tapi selalu merasa gagal? Namun, kamu bingung mulai dari mana. Apa yang pertama harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan. Saya pernah menuliskan mengapa kita harus mencatat pengeluaran untuk memperbaiki finansial.
Maka, mulailah dari mencatat pendapatan dan pengeluaran, terutama pengeluaran setiap harinya.
Mengapa? Karena kita tidak bisa mengukur apa yang tidak tercatat!
Ketika saya mulai mencatat pengeluaran di tahun 2015, saya tahu bahwa saya menghabiskan terlalu banyak uang untuk jajan di minimarket. Sekali beli jajan mungkin hanya 20-30 ribu, tetapi jika dalam sebulan saya bisa jajan 20 kali, saya menghabiskan minimal 400ribu sebulan untuk jajan cemilan.
Lumayan kan kalau saya bisa menghemat setengahnya saja?
Nah, dengan mencatat pengeluaran setiap harinya, kita akan mengetahui pos mana saja yang menjadi titik bocor pengeluaran kita dan darimana kita bisa menghemat untuk ditabung.
Kedua, tetapkan tujuan menabung (saving for purpose)
Hal apa yang paling kamu idam-idamkan dan bisa dibeli dengan uang? Apapun bisa menjadi tujuanmu menabung seperti biaya pernikahan, biaya liburan, umroh, handphone baru, dan sebagainya.
Jika kamu memiliki tujuan menabung, kamu akan semakin bersemangat untuk menyisihkan uang. Tujuan menabung akan membuat kondisi finansial terarah.
Misalnya, seperti sudah saya ceritakan di atas, saya mulai intens menabung ketika saya memiliki keinginan untuk umroh bersama keluarga.
Ketiga, menabung di awal gajian
Selama tahun-tahun awal bekerja, saya melakukan kesalahan finansial yakni saya baru menabung dengan sisa gaji, bukan menyisihkan gaji untuk ditabung.
Misal, saya gajian setiap tanggal 1. Baru di akhir bulan saya menabung dengan sisa gaji. Jadi, berapapun selisih antara pendapatan dan pengeluaran bulan itulah yang menjadi tabungan, itupun jika ada sisa.
Hingga, kemudian saya menyadari bahwa saya HARUS menabung di awal gajian. Jadi, ketika gajian, saya langsung menyisihkan sejumlah tertentu di awal.
Apa perbedaannya?
Jika kita menabung sisa gaji, maka kita tidak mengatur pengeluaran. Namun, apabila kita menyisihkan gaji di awal, maka berapapun sisanya itulah yang akan kita gunakan.
Misal, dengan gaji lima juta rupiah, sisa gaji di akhir bulan 200 ribu rupiah yang kemudian ditabung. Artinya, pengeluaran sebulan 4,8 juta rupiah. Apabila kita menyisihkan gaji di awal, katakanlah 500 ribu, maka kita memiliki target pengeluaran sebesar 4,5 juta rupiah.
Gaya hidup akan menyesuaikan uang yang ada.
Percayalah bila kita memiliki 4,8 juta atau 4,5 juta untuk dibelanjakan, akan sama-sama habis pada akhirnya.
Ohya, menyisihkan gaji ini tidak terkait dengan besar kecilnya pendapatan. Jika penghasilanmu harian, kamu juga bisa menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung.
Tips menabung harian sama saja dengan tips menabung untuk orang yang memiliki gaji bulanan. Bedanya di waktu penyisihan uang yang dilakukan per hari.
Keempat, pisahkan rekening tabungan
Pemisahan rekening merupakan hal yang penting untuk mendukung keberhasilan menabung. Mengapa? Karena kamu akan berfokus pada rekening tabungan itu dan tidak tercampur dengan hal yang lain sehingga menghindari tabungan ‘terusik’.
Setidaknya kita memiliki dua rekening : rekening operasional untuk kebutuhan sehari-hari (bisa berasal dari rekening gaji) dan rekening tabungan.
Misalnya, setiap gajian, saya langsung transfer sejumlah tertentu ke rekening tabungan agar uangnya tidak terpakai dan benar-benar bisa ditabung.
Kelima, gunakan fasilitas autodebit atau fitur transfer berkala
Transfer manual dari rekening gaji ke rekening tabungan membutuhkan komitmen dan kedisiplinan. Oleh karena itu, untuk mendukung tujuan menabung berhasil, kita bisa menggunakan fasilitas autodebit atau fitur transfer berkala.
Misalnya, dengan kita membuka tabungan rencana di bank akan dilakukan autodebit dari rekening utama ke rekening tabungan rencana.
Apabila tidak menggunakan tabungan rencana, kita bisa juga menggunakan fitur transfer berkala atau transfer berulang yang biasanya ada pada fitur mobile banking.
Tabungan rencana atau transfer berkala akan membuat kita mau tak mau berkomitmen untuk menabung.
Keenam, buat rekening tabungan susah diakses
Uang itu amat menggoda untuk digunakan. Jadi, apabila kita sudah menyisihkan sejumlah tertentu untuk ditabung dan memisahkannya ke rekening tabungan, buatlah rekening yang susah diakses.
Maksudnya, tidak perlu membuat internet banking atau sms banking yang membuka kemudahan bertransaksi. Dalam tingkat ekstrem, buatlah rekening tabungan tanpa kartu ATM sehingga jika mau mengutak-atik rekening itu harus ke bank yang membutuhkan upaya ekstra.
Intinya, menjadikannya susah agar kita bisa berpikir ulang sebelum menggunakan rekening tabungan tersebut.
Ketujuh, start small
Jika kamu ingin membangun sebuah kebiasaan, termasuk menabung, mulailah dengan langkah kecil. Hal ini akan berefek ke psikologismu. Misalnya, nggak usah muluk-muluk mau menabung 50% dari gaji, mulailah dari 10% gaji terlebih dahulu.
Di awal gajian, saya menyisihkan sekitar 10% gaji untuk ditabung. Jumlah yang mungkin sedikit tetapi memberikan efek psikologis di awal bahwa saya sudah (bisa) menabung. Selanjutnya, saya kembali berkomitmen menambah tabungan di akhir bulan. Tujuannya untuk menambah motivasi mengerem pengeluaran yang tidak perlu selama sebulan tersebut karena tahu harus ada yang ditabung di akhir bulan.
Jadi, mulailah dengan langkah kecil. Ingat, kebiasaan menabung bukanlah hal instan.
Membangun kebiasaan adalah hal yang penting dalam menabung. Setelah konsisten menabung pada tingkat tertentu, perlahan kita akan lebih mudah jika ingin meningkatkan persentase atau jumlah gaji yang ditabung.
Kedelapan, tambah penghasilan atau kurangi pengeluaran
Ada dua pilihan untuk menambah tabungan : menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Mana yang lebih mudah untukmu? Bagi saya, lebih mudah untuk mengurangi pengeluaran dibanding menambah pendapatan. Saya pun menimbang berkali-kali sebelum berbelanja : apakah barang ini saya butuhkan? Apakah barang ini saya butuhkan sekarang?
Pilihlah yang lebih mudah untukmu.
Kesembilan, evaluasi berkala
Sesuatu yang tidak dievaluasi akan sulit untuk diukur. Maka, mengevaluasi kegiatan menabung adalah hal yang perlu dilakukan. Apakah sudah konsisten menabung setiap bulannya? Apakah persentase atau jumlah tabungan bertumbuh?
Dengan mengevaluasi kegiatan menabung secara berkala, kita bisa mengetahui titik lemah dan memperbaikinya.
Jika konsisten, hal yang pada awalnya sulit lama-lama akan menjadi mudah karena sudah menjadi kebiasaan. Begitu pula dengan menabung.
Kebiasaan menabung akan membuat kita lebih disiplin dalam mengatur keuangan sehingga bisa memperbaiki kondisi keuangan secara keseluruhan.
Tips-tips menabung di atas sudah saya praktikkan dan berhasil. Perlahan-lahan saya pun mulai membangun kebiasaan menabung.
Setelah memiliki tabungan yang cukup, saya pun mulai berinvestasi. Mengapa? Karena investasi memerlukan ‘uang dingin’ alias uang tidak terpakai. Investasi merupakan kegiatan beresiko yang bertujuan memperoleh imbal hasil.
Jadi, bisa dibilang memiliki tabungan adalah awal dari kondisi finansial yang baik. Insya Allah.
Apalagi bagi saya yang menjadi generasi sandwich alias tak memiliki sokongan finansial dari orang tua, perencanaan keuangan merupakan hal yang krusial.
Ngomong-ngomong, apa tips menabung yang sudah kamu praktikkan? Share, yuk!
25 Comments. Leave new
Sulit banget menabung karena banyaknya pengeluaran yang tidak diatur lebih dulu, pas banget nih tipsnya, thanks.
Nah, susah banget menabung itu apalagi pengeluaran dan pendapatan tak sesuai dengan yang direncanakan. Memang perlu dibiasakan nih.
Niat hati menabung, tetapi lihat barang ini itu masih kepincut, ga kerasa habis sudah uang di kantong. Emang harus dikondisikan nih.
Pas banget nih tipsnya, merasa tertampar dengan penyebabnya memang suka seperti itu sampai lupa mau menabung.
Bener banget, menabung harus dibiaskan hemat-hemat dikitlah ya.
Psst.. selain nabung kita juga mesti mulai berinvestasi. Molly pun gitu mulai ngelirik-lirik mau investasi ke mana. misalnya beli saham, atau reksadana. dikit dulu aja mulainya.. jangan langsung banyak hehe
Bener banget mba Molly, dikit demi dikit nggak kerasa lama2 jadi banyak. Aamiin
Bener banget mbak 9 tipsnya ini. Dari yang paling sederhana dengan mencatat semua arus keluar masuknya uang sampai poin terakhir, Alhamdulillah udah kami lakukan. Bersyukur saya punya pasangan yang amat cermat mengelola dan mengawasi pergerakan uang kami sehingga cukup terkendali.
Alhamdulillah memang kita harus jeli dalam mengatur keuangan, apalagi kalau udah berumah tangga kebutuhan makin banyak hehe
Aku baru tau ada transfer berkala.
Ini bisa memaksa kita untuk menabung setelah semua kebutuhan pokok bulanan terpenuhi semua yaa.. Dan bisa jadi dana darurat gak sih?
Sebenernya tujuan keuangan ini kudu banget dirancang, sehingga kita bisa tahu money flownya sehat atau engga.
kalau transfer berkala kita sendiri yang atur gitu… iya bisa banget jadi darurat karena rekening terpisah dengan rekening gaji..
Huhu.. baca ini tertarik banget sih mbak. Aku kayaknya motivasi masih kurang ya. Jadi menabung masih sekadar ingin, belum menjadi sebuah kewajiban. Kadang pas inget ya menabung. Kalau enggak kadang buat membeli sesuatu yang receh tapi jadi latte factor. Kayaknya memang harus dipaksa ya biar merdeka finansial. Iya nggak sih mba?
Iya bener mba, aku juga masih berjuang buat berhemat dan merdeka finansial yang kayaknya masih jauh. Semangat
Pengen banget nyoba yang pake tabungan tanpa atm.
Mudah2an satu cara buat meniadakan berderet alasan buat tidak menabung.
Semangat bisa ah..
Cuss intip tabungan online yg susah dicairkan. Berangkaaattt..
Iya mba bener banget biar gak tergoda ya kita hindari godaannya hehe
Menabung adalah salah satu cara jitu untuk mengembalikan kondisi keuangan hihi. Saya belajar menabung mbak ya meski agak sulit untuk dilakukan tapi harus dipaksakan juga ya.thank you sudah sharing.
bener mba, menabung kudu dipaksain karena yang namanya uang itu licin huhu.. apalagi kalau udah berumahtangga
setelah menikah dan punya anak memang tantangan banget sih buat nabung secara rutin ini. beberapa kali aku melakukan evaluasi keuangan keluarga nyatanya penghasilan kami pas-pasan banget padahal sudah ngirit. akhirnya aku nabungnya dari uang ngeblog sama kalau ada bonus tahunan aja. heu
Alhamdulillah, semoga rejekinya makin lancar ya mba
Suka banget deh dengan tulisan kak Monic ini. Lengkap untuk saya yang awam dengan keuangan. Saya juga pernah di titik 'gak bisa nabung' tapi alhamdulillah sekarang udah mulai mencatatkan pemasukan dan pengeluaran. Sekecil apapun itu. Semoga bulan depan sudah bisa mengatur keuangan lebih baik deh
Alhamdulillah. Saya juga masih berproses. Semangat
Setuju banget nih kak, intinya tetapkan goals ya kak di awal lalu atur strategi dengan matang. Karena, untuk urusan financial memang kudu direncanakan dgn baik. Ahh, tipsnya membantu banget nih kak. Dan beberapa diantaranya sudah aku terapkan lho hihi. Nice info mbaa
aku sampai buka beberapa rekening untuk misahin tabungan sama kebutuhan sehari-hari.
sampai rekening mati karena sempat nggak keeurus, dan balik lagi sekarang bikin rekening terpisah untuk simpanan dan dana darurat
kadang kalau kebanyakan nongkrong, balik lagi mikir, duhh aku belum simpen buat ini itu, jadi ada rem nya gitu
dulu aku ga terbiasa mencatat pengeluaran, waktu zaman kos liat mbak kos mencatat pengeluaran, jadi ikut ikutan, meskipun ga semua dicatat.
makasih tipsnya
Aku termasuk yg telaaaat banget nabung. Baru mulai pas udah nikah :D. Pas masih blm nikah, duuuh itu gaji abis Mulu. Hangout Ama temen2 kantor lah, shopping sana sini, trus ga tau aja tuh gaji kemana. Pas nikah baru sadar, ga mungkin kayak begitu trus. Lgs tobat :D.
Tapi yg bikin aku sadar, Krn waktu itu, bbrp bulan sblm nikah, aku Ama pacar (skr suami) traveling ke Eropa, sekalian ketemu Ama camer yg wkt itu msh JD diplomat di Bulgaria. Jadi 1 THN sebelum kesana, aku nabung lah utk biaya tiket dll. Pas akhirnya terkumpul, beli tiket urus visa dll, aku baru sadar, ini ternyata aku bisa kok nabung. Malah akhirnya JD kliling eropa. Dan jadi nagih utk traveling sejak itu.
Makanya pas udh nikah kami berdua atur ulang keuangan, bikin post2 utama utk traveling, tabungan, investasi, asuransi dan pengeluaran rumah tangga. Memang harus begitu, ditulis semua ya. Jadi tau uang lari kemana :D.